5 Alat Musik Tradisional NTT

1. SASANDO
Sasando merupakan alat musik petik dari Nusa Tenggara Timur. Sasando pada masyarakat NTT berfungsi sebagai hiburan pribadi, pengiring kesenian tari, dan sebagai penghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta. Pada awalnya alat musik sasando menggunakan tangga nada pentatonis yang dimainkan dengan cara Ofalngga, Teo Renda, Basili, Lendo Ndeo, Foto Boi, Batu Matia, Dae Muris, Te’o Tonak, Hela, Kaka Musu,  Tai Benu, dan Ronggeng.
     .
Sasando mengalami perkembangan pada abad 18. Sesuai tuntutan zaman penggunaan tangga nada pentatonis pada sasando diganti dengan tangga nada diatonis. Perkembangan sasando diatonis terdapat di daerah Kupang dengan jumlah dawai pada sasando diatonis yang cukup bervariasi, antara lain seperti sasando dengan 24 dawai, 28, 30, 32 dan 34 dawai. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya sekitar tahun 1960 untuk pertama kalinya sasando menggunakan listrik ciptaan pakar seniman sasando di Nusa Tenggara Timur yang bernama Edu Pah.

gambar alat musik tradisional ntt

2. HEO
Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai alat musik gesek yang unik bernama Heo. Heo merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat NTT yang dibuat dari bahan kayu sebagai tabung resonansi yang memiliki fungsi seperti tabung biola. Dawai yang digunakan pada alat musik ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan dan menggunakan penggesek yang terbuat dari ekor kuda yang dirangkai pada busur kayu.

Alat musik Heo memiliki 4 dawai, masing-masing bernama Tain Mone, atrinya tali laki-laki (dawai 1, bernada sol ), Tain Ana, artinya tali anak (dawai 2, bernada re), Tain Feta, artinya tali perempuan (dawai 3, bernada la), danTain Enf, yang artinya tali induk (dawai 4, bernada do).

3. LEKO BOKO/ BIJOL
Leko Boko/ Bijol berasal dari Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini terbuat dari Labu hutan sebagai tabung resonansi, bagian untuk merentangkan dawai menggunakan kayu. Dawai pada alat musik ini menggunakan usus kuskus dengan jumlah dawai sama dengan Heo, yaitu empat. Nama-nama dawai pada alat musik ini sama seperti yang ada pada alat musik Heo. Pada masyarakat Dawan alat musik ini berfungsi sebagai pengiring lagu pada saat pesta adat dan juga sebagai hiburan pribadi.

Penggunaan alat musik ini selalu berpasangan dengan alat musik Heo pada saat pertunjukan, sehingga di mana ada Heo, di situ ada Leko. Dalam penggabungan ini, Leko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan Heo berperan sebagai pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter). Syair nyanyian pada masyarakat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadian yang sedang terjadi (aktual) maupun yang telah terjadi pada masa lampau. Dalam pertunjukan nyanyian ini sering disisipi dengan koa (semacam musik pop), koa ada dua macam, yaitukoa bersyair dan koa tak bersyair.

4. SOWITO
Sowito merupakan alat musik pukul atau petik. Alat musik bambu ini berasal dari kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini terbuat dari seruas bambu yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan memukul menggunakan sebatang kayu sebesar jari tangan (panjangnya kira-kira 30 cm). Setiap ruas bambu pada alat musik ini menghasilkan satu nada. Untuk keperluan pengiringan, alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.
alat musik tradisional ntt


5. KETADU MARA 
Ketadu Mara berasal dari NTT. Alat musik ini merupakan alat musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur diri dan juga sebagai sarana menggoda hati wanita. Alat musik ini dipercaya pula dapat mengajak cicak bernyanyi dan juga suaranya disenagi makhluk halus.

Komentar